Pentingkah pemimpin memimpin dengan bahagia dalam timnya ?
Bayangkan kita datang ke perusahaan tempat kita bekerja dengan wajah yang tidak bersahabat, bisa terbayang apa yang terjadi ?
Kondisi buruk dalam diri kita akan sangat mempengaruhi kondisi suasana hati atau mood kita dalam bekerja. Mood yang buruk relatif cepat berubah-ubah, sehingga akan berpotensi terjadinya miskomunikasi dan menimbulkan kesalahan dalam menangkap persepsi hingga akhirnya akan terjadi konflik secara internal dan terbangunnya suasana lingkungan kerja yang kurang nyaman dan penuh dengan tekanan. Kondisi lingkungan seperti itu karyawan rentan merasa tertekan dan jika terus diabaikan secara otomatis akan mengganggu secara fisik dan secara psikis.
Bukan hanya pemimpin yang akan tidak bahagia, tetapi memimpin dengan ketidak bahagianya seorang pemimpin juga akan berpengaruh pada anggota dan organisasi keseluruhannya. Tidak terciptanya lingkungan yang nyaman rentan menyebabkan stres sehingga dampak yang paling terasa adalah penurunan produktivitas anggota di dalamnya.
Kemudian apa perbedaannya dengan pemimpin yang bahagia ?
Tentu saja berbeda, energi bahagia yang dipancarkan akan memberikan energi positif untuk orang sekitarnya pula dan saat kita berbahagia maka akan mempengaruhi diri kita akan jadi lebih produktif. Semakin bahagia seseorang maka akan semakin bersemangat dan semakin meningkat produktivitasnya.
Prinsip bahagia adalah Pilihan
Mari kita analogikan seperti wayang, wayang dikendalikan oleh seorang dalang, apabila kita tidak bisa mengendalikan 100% dalam hidup kita akhirnya orang lain yang memutuskan keputusan-keputusan penting dalam hidup kita dan pada akhirnya pikiran dan perasaan yang mengendalikan kita. Bedanya apabila kita berperan sebagai seorang dalang maka 100% kita yang mengendalikan perasaan dan pikiran kita, kita dapat memilih apa yang terbaik untuk kita artinya kita yang mengendalikan hidup kita.
Lalu bagaimana cara untuk menjadi pemimpin yang bahagia ? Berikut cara untuk menjadi pemimpin yang bahagia melalui 4 K:
- Kenali Diri
Cara pertama yaitu mengenali diri, dengan kita mengenali diri dengan baik, kita dapat mengetahui apa kelemahan, kekuatan dan keinginan dalam diri kita, dengan mengenal diri akan memudahkan kita untuk memahami apa keinginan diri dan mengetahui bagaimana cara untuk mencapai keinginan tersebut.
- Kelola Diri
Cara yang kedua yaitu mengelola diri, dengan mengelola diri kita bisa 100% bertanggung jawab atas diri kita sendiri dan memegang kendali penuh atas hidup kita.
- Kelola Respon
Cara yang ketiga diartikan bahwa tindakan yang kita lakukan selama ini akan mempengaruhi hasil yang kita dapatkan. Dengan mengelola respon yang baik kita dapat meningkatkan kualitas hidup kita.
- Komunikasi
Cara yang keempat yaitu komunikasi, kemampuan berkomunikasi sangat penting bagi seorang pemimpin, sebagai seorang pemimpin kita harus tau apa yang kita katakan apa yang kita putuskan dana apa yang kita lakukan, hal ini perlu dikomunikasikan yang baik dengan tim kita, dengan memiliki komunikasi yang efektif maka hal ini akan meminimalisasi terjadinya miskomunikasi yang nantinya akan menjadi konflik.
Last but not least, yang perlu anda pahami untuk menjadi pemimpin yang bahagia ialah dimulai dengan mengenal diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri, kita akan lebih tau apa saja penyebabnya tidak bahagia saat bekerja sehingga kita dapat mengantisipasi kondisi. Dari kondisi tersebut membantu kita dapat mencapai sesuatu apa yang kita harapkan dan membuat diri sendiri dan tim kerja kita bahagia.
Dale Carneigie seorang penulis sekaligus motivator pengembangan interpersonal mengatakan bahwa “If you want to keep happiness, you have to share it.”
Hal ini mengartikan bahwa ketika kita memberikan kebahagiaan terhadap orang lain maka energi kebahagiaan tersebut juga tersalurkan kepada orang lainnya.
Pemimpin yang bahagia akan membangun tim yang produktif dalam proses kerjanya, karena “Happiness is Working Together to Achieve a Shared Goal”.