Pemimpin Perlu Membangun Koneksi

Seorang karyawan di sebuah perusahaan mengeluhkan pada rekannya. Ia kesulitan mengelola pekerjaan yang diberikan kepadanya. Karyawan ini memang baru dipromosikan menjadi supervisor sebuah perusahaan. Dan karena baru dipromosikan inilah akhirnya ia merasa kebingungan dengan apa yang perlu ia lakukan. Hal ini dapat dimaklumi karena dulunya ia terbiasa bekerja sendirian.

Namun saat ini dia mengelola sebuah tim dan disisi lain juga memiliki tanggung jawab kepada kepala divisinya untuk memastikan setiap pekerjaan di unitnya dapat dikerjakan dengan baik dan sesuai standar.

Apa saja kendala yang ia hadapi?

  1. Ia mengelola pekerjaan yang lebih banyak karena pekerjaan timnya saat ini juga menjadi tanggung jawab dirinya
  2. Ia mengelola permasalahan lebih kompleks, kenapa demikian? Karena setiap permasalahan yang dihadapi oleh timnya juga menjadi tanggungjawabnya yang perlu ia selesaikan.
  3. Ia kesulitan membangun komunikasi dengan rekan kerja lainnya. Berbeda dengan dulu Ketika menjadi staf ia cukup focus pada pekerjaan yang ia terima saat ini, namun Ketika jadi supervisor ia memiliki tanggung jawab baru untuk melakukan koordinasi lintas divisi atau dengan kepala unit lainnya untuk memastikan gerak organisasi dapat berjalan dengan efektif
  4. Ia juga kesulitan memberikan support kepada kepala divisi nya karena dia diberikan target yang cukup besar untuk dicapai sedangkan disisi lain ia masih belum terlalu mampu mengelola tim untuk mencapai target organisasi

Banyaknya permasalahan yang ia rasakan ini membuat dirinya merasa tidak efektif menjadi seorang supervisor. Ia merasa tidak bisa menjalankan peran sebagaimana mestinya.

Awalnya ia merasa bahwa menjadi supervisor adalah tentang bagaimana memberikan arahan sebuah tim. Namun perlahan ia menyadari bahwa menjadi supervisor tidak hanya tentang bagaimana kita memberikan arahan pada tim. Namun kemudian ia menyadari bahwa menjadi supervisor juga berarti kita harus memastikan tim memiliki kemampuan yang dibutuhkan. Artinya tim perlu dikembangkan. Bagaimana cara mengembangkan tim yang efektif? Di satu sisi dia sudah coba mencoba mengajarkan beberapa hal namun timnya kesulitan untuk paham.

Orang itu selalu suka dengan sesuatu yang memiliki koneksi atau hubungan dengan dirinya. Ketika seseorang merasakan ada koneksi dengan sesuatu, maka ia akan mudah tertarik dan penasaran dengan apa yang terjadi disitu. Untuk mulai mengembangkan tim, penting bagi pemimpin untuk membangun koneksi yang itu dimulai dengan membangun trust atau kepercayaan dari tim kita saat ini. Untuk membangun trust dari tim kita saat ini, ada model trust equation yang disampaikan oleh Charles Green. Model Ini merinci empat komponen yang memengaruhi kepercayaan. Ada 3 hal yang mampu meningkatkan kepercayaan seseorang terhadap diri kita, yaitu pertama adalah kredibilitas atau kualitas yang ada didalam diri kita sebagai bentuk pengakuan terhadap kompetensi kerja kita, kedua adalah reliabilitas yaitu kesesuaian antara apa yang kita janjikan dan ucapkan dengan yang diwujudkan dalam keseharian dan ketiga adalah intimacy atau kedekatan secara personal. Sedangkan satu yang mengurangi kepercayaan seseorang adalah orientasi pribadi. Ini berarti Ketika kita terlihat hanya focus pada kepentingan pribadi kita saja ini, maka orang akan berkurang kepercayaannya kepada diri kita.

Ketika koneksi dan kepercayaan sudah terbangun, maka kita akan lebih mudah menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa audiens kita yang kemudian membantu audiens kita juga untuk menerima kontennya dan memahami apa yang kita sampaikan. Banyak program pengembangan diri yang dilakukan oleh pemimpin kepada timnya gagal, bukan karena pemimpinnya tidak cukup pintar, melainkan karena pemimpin atau orang yang menyampaikan materi gagal membangun koneksi dan keterikatan dengan tim nya terhadap materi tersebut

Maka, untuk menciptakan ketertarikan dan engagement terhadap audiens kita di sebuah sesi pengembangan tim penting bagi kita untuk melakukan 3 hal, yaitu

  1. Membangun hubungan dan koneksi yang kuat dengan audiens kita sehingga dia percaya terhadap diri kita
  2. Gunakan kontekstualisasi atau pengandaian kisah yang dekat dengan audiens kita untuk membantunya lebih mudah memahami apa yang kita sampaikan dan menangkap apa insight pembelajaran yang ingin disampaikan
  3. Ciptakan kondisi yang relate dengan kesehariannya juga bisa menjadi kunci keberhasilan pelatihan kita.

Jadi, sudah siapkah anda membangun koneksi untuk mengembangkan tim atau orang lain disekitar anda?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *