Menjaga Kestabilan Organisasi Melalui Kepemimpinan Etis

Setiap orang harus memiliki etika dalam kehidupan sehari-hari dimanapun dan kapanpun dirinya berada. Etika memberikan dampak besar dalam proses kehidupan manusia.

Etika sendiri di artikan sebagai konsep penilaian sifat kebenaran attau kebaikan dari tindakan sosial perilaku atau tindakan orang lain atau diri berdasarkan nilai-nilai yang disepakati.

Etika sangat membantu proses kehidupan manusia teratur dengan baik, etika dapat menciptakan ketentraman dan kenyaman seseorang dalam berkehidupan sosial karena etika pada dasarnyan adalah selalu merujuk pada kebaikan dan kebenaran.

Untuk dapat menciptakan kehidupan tentram dan teratur tentu saja kita sebagai manusia sosial perlu menentukan dan memiliki seorang pemimpin yang selalu mengutamakan etika sebagai landasan kehidupannya. Seoranng pemimpin bagaikan pilar dalam kelompok yang dipimpinnya, maka dari itu penting bagi pemimpin memiliki etika yang kokoh.

Apa yang terjadi jika pemimpin tidak beretika ? Hal itu akan berdampak dan membahayakan pada apa yang mereka pimpin.

Lantas, Jika Anda seorang pemimpin bukankah Anda menginginkan organisasi Anda dapat bertahan dan stabil dalam kondisi yang baik terus menerus ? Jika Ya, maka pikirkanlah apakah Anda sudah menempatkan etika sebagai landasan kepemimpinan Anda saat ini ?

Dalam tulisan ini, kita akan membanhas bagaimana cara menjadi pemimpin yang etis. Namun sebelum itu mari kita kulik apa saja faktor penyebab kegagalan etis dalam kepemimpinan.

Pakar kepemimpinan etis, Linda Fisher Thornton menunjukkan sejumlah faktor yang dapat menyebabkan kegagalan etis oleh seorang pemimpin dalam organisasi atau perusahaan. Penyebab-penyebab tersebut antara lain dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu :

  1. Penyebab individu dapat mengabaikan batasan seperti nilai-nilai organsasi disebabkan karena kurangnya kontrol diri, mengikuti banyak orang dan memiliki pola pikir seperti “Semua orang melakukannya, jadi mengapa saya tidak boleh ?”
  2. Penyebab organisasi kekurangan model peran positif karena kurangnya standar perilaku dan pelatihan yang diperuntukan khusus kepada seluruh karyawannya.

 

Setelah Anda mengetahui faktor-faktor kegagalan etis diatas, mari kita bahas bagaimana untuk bisa menjadi pemimpin yang etis.

Terdapat 6 langkah yang dapat Anda ambil untuk menentukan standar etika dan mulai menerapkan standar tersebut, diantaranya yaitu :

  1. Tentukan Nilai Organisasi Anda

Pentingnya Anda mengetahui nilai-nilai organisasi Anda agar Anda dapat menerapkan etika perusahaan dalam kehidupan Anda sehari-hari. Anda perlu mengkomunikasikan aturan-aturan dalam perusahaan dengan jelas kepada anggota tim Anda. Ketika orang memahami mengapa perilaku etis itu penting, mereka akan cenderung berperilaku sesuai.

 

  1. Ketahui Nilai Pribadi Anda

Pemimpin yang baik mengikuti nilai-nilai pribadi mereka serta nilai-nilai organisasi mereka. Untuk melihat apakah itu yang terjadi pada Anda, tanyakan pada diri Anda pertanyaan-pertanyaan berikut ini;

  • Standar perilaku apa yang benar-benar penting bagi perusahaan saya?
  • Nilai spesifik apa yang saya kagumi dari pemimpin tertentu?
  • Apakah saya mengidentifikasi dengan nilai-nilai itu?
  • Apakah saya akan tetap hidup dengan nilai-nilai itu, bahkan jika itu menempatkan saya pada posisi yang tidak menguntungkan secara kompetitif?

 

  1. Atur Pola Pikir dan Perilaku

Saat Anda yakin dengan nilai organisasi dan pribadi Anda, Anda dapat mulai menciptakan lingkungan yang tepat untuk tim dan organisasi Anda. Dalam hal ini, menjadi panutan yang baik adalah cara terbaik untuk dapat menyinkronkan pola pikir dan perilaku Anda dan anggota Anda.

 

  1. Kenali Dilema Etis

Hal yang harus dilakukan ketika akan ada sebuah ketetapan atau nilai-nilai yang mungkin saja berubah karena keadaan maka hal yang perlu dilakukan adalah identifikasi situasi “pemicu” yang dapat mengharuskan perubaha tersebut. Dengan mengenali kapan dilema etika terjadi, Anda dapat lebih terbiasa dengan resiko yang terjadi.

Dengarkan “suara hati” Anda, jika suatu situasi membuat Anda tidak nyaman, atau bertentangan dengan salah satu nilai atau keyakinan inti Anda, berhentilah dan pikirkan semuanya secara rasional sebelum melanjutkan.

 

  1. Hadapi Dilema Etis

Memutuskan apa yang harus dilakukan ketika terjadinya dilema etis tidaklah mudah seperti membalikkan kedua tangan. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui beberapa trik yang dapat Anda lakukan dalam menghadapi dilema etis :

  • Persiapkan diri Anda dalam membayangkan kemungkinan kejadian yang akan terjadi, hal ini akan membantu Anda untuk dapat memberikan respon yang tepat jika kejadian itu terjadi.
  • Pikirkan apa yang akan Anda lakukan.
  • Meningmbang bukti-bukti konkret untuk memastikan sesuatu hal yang pasti dan terbukti kbenarannya.
  • Evaluasi diri dan anggota tim, apakah secara adar atau tidak sadar telah melakukan perilaku yang ttidak etis sebelum mengembil sebuah keputusan atau perilaku yang ditampilkan ?

 

  1. Berani

Terkadang, Anda akan mengambil keputusan tetapi bertanya-tanya apakah Anda melakukan hal yang benar. Dan bahkan ketika Anda yakin bahwa Anda benar, masih ada konsekuensi yang tidak menyenangkan. Terkadang Anda mungkin merasa tidak nyaman sebagai pemimpin etis, tetapi situasi ini dapat mengajari Anda untuk memercayai diri sendiri dan insting Anda. Jika Anda menenangkan kecemasan dan melihat situasi secara logis, naluri Anda akan sering membimbing Anda ke arah yang benar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *