Hai Leaders !
Salah satu keberhasilan sebuah organisasi ialah adanya hubungan keterikatan atau work engagement yang baik antara pemimpin dengan karyawannya. Tentu saja untuk membangun hubungan tersebut tidaklah terbentuk secara instan, melainkan butuhnya sebuah proses kerjasama pemimpin dengan karyawan yang baik dan salah satu modal utamanya ialah adanya kepemimpinan yang efektif dari seorang pemimpin dalam sebuah organisasi / perusahaan.
Kepemimpinan bukanlah milik individu melainkan merupakan suatu hubungan yang kompleks antar empat (4) variabel antara lain yaitu : karakteristik pemimpin, karakteristik pengikutnya (karyawan), karakteristik organisasi dan lingkungan sosial.
Dari pernyataan diatas, mengartikan bahwa kepemimpinan yang efektif melibatkan hubungan dari beberapa variabel di atas dan bukan hanya dari karakter pemimpin itu sendiri melainkan pemimpin juga perlu memperhatikan dari sisi SDM yang dimilikinya, tujuan organisasi, serta lingkungan sosial.
Dengan terbangunnya kepemimpinan yang efektif tentu akan memberikan dampak yang positif bagi karyawan dan organisasi itu sendiri. Lalu sudahkah Anda merasa bahwa kepemimpinan Anda dalam organisasi sudah efektif ? Apakah Anda percaya bahwa mereka mendapatkan kepuasan besar dari pekerjaan mereka ? Apakah mereka bangga melakukan pekerjaan dengan sebaik mungkin ? atau apakah Anda berpikir bahwa mereka melihat sebuah pekerjaan sebagai beban dan hanya bekerja untuk uang saja ?
Untuk menjawab pertanyaan diatas mari kita pelajari teori X dan Y untuk mengetahui jenis kepemimpinan apa yang Anda terapkan selama ini.
Lalu apa itu teori X dan Y ?
Teori X dan Y adalah sebuah teori yang diciptakan oleh Douglas McGregor tahun 1960 yang pertama kali dijelaskan dalam bukunya, “The Human Side of Enterprise” dimana mereka mengembangkan dua teori kontras yang menjelaskan bagaimana keyakinan seorang pemimpin tentang apa yang memotivasi SDM mereka dapat memengaruhi gaya manajemen mereka.
Pentingnya memahami penerapan teori X dan Y dalam manajemen organisasi yaitu untuk memahami bagaimana manajer menangani karyawan yang dilihat berdasarkan asumsi sifat manusia. Dari pandangan manajer tersebut digunakan sebagai dasar manajer perlu mengubah perilaku karyawannya.
Pendekatan yang Anda terapkan akan berdampak signifikan pada kemampuan Anda dalam meningkatkan motivassi anggota tim Anda. Jadi sebagai seorang pemimpin, pentingnya untuk memahami bagaimana persepsi Anda tentang apa yang memotivasi anggoata tim Anda dan dapat membentuk gaya manajemen organisasi Anda.
Asumsi Teori X (Pandangan negatif tentang manusia) :
- Manusia cenderung mempunya ketidaksukaan yang melekat dalam pekerjaan serta menghindarinya jika memungkinkan.
- Karena karakteristik manusia yang tidak suka bekerja, sebagian besar orang harus dipaksa, dikendalikan, diarajkan, diancam dengan hukuman agar mereka mengerahkan tenaganya untuk berusaha mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
Asumsi teori Y (Pandangan positif tentang manusia) :
- Upaya fisik dan mental dalam bekerja adalah seperti halnya dengan bermain dan istirahat.
- Kontrol dari eksternal dan ancaman hukuman bukanlah satu-satunya cara untuk mengarahkan segala usaha pada pencapaian tujuan organisasi.
- Komitmen untuk pencapaian tujuan adalah fungsi dari penghargaan yang dihubungkan dengan pencapaian karyawan.
- Manusia adalah pembelajar, dalam kondisi yang tepat tidak hanya menerima tanggung jawab tetapi manusia akan mencari tanggung jawab.
Teori Y mengasumsikan bahwa orang akan melakukan pengarahan dirinya sendiri dan pengendalian diri dalam pencapaian tujuan organisasi sesuai dengan tingkat komitmen mereka terhadap organisasi.
Kapan tepatnya pemimpin menggunakan teori X dan teori Y ?
Jika Anda merasa dan yakin bahwa anggota tim Anda tidak menyukai pekerjaan mereka dan memiliki sedikit motivasi dalam bekerja maka kemungkinan besar Anda perlu menggunakan gaya manajemen otoriter. Pendekatan gaya kepemimpinan otoriter digunakan berdasarkan asumsi teori X yang dimana dengan gaya kepemimpinan otoriter pemimpin dapat secara langsung memberikan intruksi guna meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja seperti, memberitahu apa yang harus dikerjakan, memberikan pengarahan, serta memberikan penghargaan atau hukuman kepada karyawan.
Menurut McGregor, organisasi dengan pendekatan teori X cenderung memiliki beberapa tingkatan manajer dan penyelia untuk mengawasi dan mengarahkan pekerja. Otoritas jarang didelegasikan, dan kontrol tetap terpusat. Meskipun manajemen teori X sebagian besar telah ketinggalan zaman belakangan ini, organisasi besar mungkin mendapati bahwa mengadopsinya tidak dapat dihindari karena banyaknya jumlah orang yang mereka pekerjakan dan tenggat waktu yang ketat yang harus mereka penuhi.
Berbeda halnya dengan teori X, penerapan teori Y cocok digunakan jika Anda yakin bahwa anggota tim Anda bangga dengan pekerjaan mereka dan melihatnya sebagai tantangan, maka kemungkinan besar Anda akan menggunakan gaya manajemen partisipatif/demokratis.
Pemimpin yang meggunakan pendekatan ini mempercayai bahwa karyawannya untuk mengambil kepemilikan atas pekerjaan yang diberikan kepada mereka dan melakukannya secara mandiri, inisitif, dan efektif. Dalam menerapkan teori Y, pemimpin perlu mencari dan mengenali tingkat integrasi yang dimana anggota timnya dapat mencapai tujuan yang terbaik dengan mengarahkan usahanya kepada kesuksesan organisasi.
Teori Y telah menjadi populer dikalangan organisasi, sebab hal ini mencerminkan keinginan pekerja yang meningkat untuk karir yang lebih bermakna yang memberikan nilai lebih dari sekedar uang. Selain itu teori Y juga memberikan dampak positif seperti mampu mendorong hubungan yang lebih kolaboratif dan berbasis kepercayaan antara manajer dan anggota tim mereka.
Sebagian besar pemimpin kemungkinan akan menggunakan campuran teori X dan teori Y. Namun, Anda mungkin menemukan bahwa Anda secara alami lebih menyukai yang satu daripada yang lain. Misal, mungkin Anda memiliki kecenderungan untuk mengelola mikro atau sebaliknya, Anda mungkin lebih suka mengambil pendekatan yang lebih lepas tangan.
Meskipun kedua gaya manajemen teori X dan Y dapat memotivasi karyawan, tetapi keberhasilan masing-masing lebih bergantung pada kebutuhan dan keinginan tim Anda serta tujuan organisasi Anda. Anda dapat menggunakan gaya manajemen teori X untuk pemula yang mungkin akan membutuhkan banyak bimbingan, atau dalam situasi yang mengharuskan Anda untuk mengambil kendali seperti krisis dalam perusahaan
Apa saja kekurangan teori X dan teori Y ?
Kedua teori memiliki tantangannya masing-masing. Sifat membatasi Teori X, misalnya, dapat menyebabkan orang menjadi kehilangan motivasi dan tidak kooperatif jika pendekatan Anda terlalu ketat. Hal ini dapat menyebabkan pergantian staf yang tinggi dan dapat merusak reputasi Anda dalam jangka panjang.
Sebaliknya, jika Anda mengadopsi pendekatan teori Y yang memberi orang terlalu banyak kebebasan, hal itu dapat membuat mereka menyimpang dari tujuan utama mereka atau kehilangan fokus. Individu yang kurang termotivasi juga dapat memanfaatkan lingkungan kerja yang lebih santai ini dengan mengabaikan pekerjaan mereka. Jika ini terjadi, Anda mungkin perlu mengambil kembali kendali untuk memastikan bahwa setiap orang memenuhi tujuan tim dan organisasi mereka.
Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan dari setiap teori X dan Y tentu saja kita menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam setiap gaya kepemimpinan. Yang perlu teman-teman ingat adalah, bahwa setiap organisasi memiliki lingkungan kerja yang berbeda, maka, adanya hubungan kerja yang berbeda pula yang disebabkan faktor-faktor yang tidak bisa dikendalikan sepenuhnya. Maka dari itu tidak ada satu gaya kepemimpinan yang efektif, namun gaya kepemimpinan yang efektif tentu saja dapat terwujud dari seorang pemimpin yang terus belajar menciptakan gaya kepemimpinannya sendiri sesuai dengan kondisi yang dihadapinya.