Hi Leader !
Anda merasa bahwa karyawan Anda mampu bekerja dengan cepat, mandiri dan memiliki inisiatif yang tinggi ? itu tandanya karyawan Anda adalah individu yang memiliki motivasi dan kompetensi yang tinggi
Individu yang memiliki kompetensi dan motivasi yang tinggi cenderung menyukai tantangan dan pola kerja yang dimana dirinya diberikan kebebasan untuk mengeksplor kemampuannya, berinovasi, dan menemukan cara yang ia sukai untuk mendukung kinerjanya semaksimal mungkin sesuai dengan harapan dan tujuan perusahaan tentunya. Maka dari itu diperlukannya sosok pemimpin yang dapat menyadari, mendukung dan mempercayai kemampuan indvidu tersebut untuk terus berkembang dan optimal dalam bekerja.
Berdasarkan buku “Drive: The Surprising Truth About What Motivates Us” by Daniel H. Pink juga menjelaskan bahwasanya ada tiga faktor utama yang memotivasi seseorang yaitu; (1) autonomi (kebebasan untuk memilih apa yang akan dilakukan), (2) mastery (kemampuan untuk meningkatkan keterampilan dan mencapai hasil yang lebih baik) dan (3) purpose (tujuan yang memiliki makna dan memiliki dampak positif bagi orang lain).
Dengan memahami tiga faktor ini, pemimpin dapat memotivasi karyawan mereka dengan memberikan mereka kebebasan untuk memilih pekerjaan mereka, membantu mereka meningkatkan keterampilan mereka dan membantu mereka menemukan tujuan yang memiliki makna bagi mereka.
Ada satu gaya kepemimpinan yang cocok untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memimpin. Gaya kepemimpinan tersebut adalah pacesetting leadership.
Apa itu pacesetting leadership
Pacesetting leadership adalah gaya kepemimpinan di mana pemimpin menetapkan standar tinggi dan memimpin dengan contoh dengan harapan bahwa tim akan mengikuti dan mencapai hasil yang sama. Pemimpin dengan gaya ini cenderung mengambil alih tugas dan memimpin dengan tingkat intensitas yang tinggi, dan mengharapkan bahwa tim mereka melakukan hal yang sama. Gaya kepemimpinan ini biasanya efektif dalam situasi di mana tugas-tugas harus selesai dengan cepat dan akurasi sangat penting. Namun, pemimpin yang terlalu berkonsentrasi pada hasil akhir dan memimpin dengan tekanan yang tinggi dapat menyebabkan kelelahan dan burnout pada tim dan dapat mempengaruhi moral.
Konsep pacesetting leadership dicetuskan oleh pakar kepemimpinan dan organisasi, Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard dalam buku mereka yang terkenal “Management of Organizational Behavior: Utilizing Human Resources”. Konsep ini menjelaskan bagaimana pemimpin dapat memimpin tim mereka untuk mencapai hasil yang sesuai dengan menetapkan standar tinggi dan memimpin dengan contoh. Konsep ini menjadi bagian dari Model Situasional Kepemimpinan yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard, yang membantu pemimpin memahami bagaimana menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka sesuai dengan situasi dan kondisi.
Berikut adalah beberapa tips untuk menjalankan gaya kepemimpinan pacesetting dengan efektif:
- Tetapkan standar tinggi: Untuk menjadi pemimpin dengan gaya pacesetting, Anda harus memastikan bahwa tim Anda tahu standar yang diharapkan dan memastikan bahwa tugas-tugas dilakukan dengan tingkat akurasi dan hasil yang memuaskan.
- Jadilah contoh: Anda harus memimpin dengan contoh dan menunjukkan bagaimana tugas-tugas harus dilakukan.
- Fokuskan pada hasil: Anda perlu fokus pada hasil akhir dan memotivasi tim Anda untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
- Kontrol kualitas: Anda senantiasa memastikan bahwa kualitas hasil tugas tim Anda memenuhi standar yang ditetapkan.
- Bantu tim beradaptasi: Anda harus membantu tim mereka beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang berubah dan memastikan bahwa tugas-tugas dapat dilakukan dengan efisiensi dan akurasi.