Critical Thinking adalah proses berpikir dimana kita secara aktif memproses dan mengolah informasi, untuk mencapai kesimpulan tertentu yang akan mengarahkan kepercayaan atau perilaku kita.
“Critical Thinking is a habit”
Ya saya setuju dengan pernyataan diatas, mungkin kita tidak bisa selalu membuat keputusan yang paling tepat, tapi kita bisa meningkatkan kemungkinan kita untuk dapat memilih keputusan yang paling tepat apabila terus berusaha untuk menerapkan pola berpikir kritis.
Lalu pertanyaannya adalah, mengapa critical thinking harus kita miliki ?
Critical thinking harus kita miliki karena dengan berpikir kritis mampu membuat kita memiliki pola pikir yang open minded alias dapat terbuka dan melihat dari berbagai sudut pandang, tidak mudah dimanipulasi, lebih percaya diri dengan opini dan keputusan diri sendiri, serta mampu meningkatkan kemampuan memahami sebuah ide atau konsep secara utuh.
Nah setelah kita mengetahui mengapa kita perlu memiliki keterampilan berpikir kritis, maka selanjutnya yang perlu kita pahami adalah 3 fondasi utama dalam critical thinking, yaitu :
- Skeptisisme : Tidak otomatis menganggap segala informasi yang kita terima adalah benar.
- Objektif : Mencoba memahami sesuatu dari berbagai sudut pandang.
- Intellectual humility : Menyadari keterbatasan intelektual kita bahwa penilaian kita sebelumnya bisa jadi salah.
Dalam mengambil keputusan yang tepat juga kita sangat perlu mengenali bias dan jebakan dalam berpikir. Mengapa begitu ? sebab seringkali persepsi kita sebenarnya tidak selalu benar dan kita sangat rentan dapat dikelabui oleh otak diri kita sendiri. Maka dari itu, berikut hal-hal yang perlu kita pahami dan hindari untuk menjaga bias kognitif ketika hendak mengambil suatu keputusan dengan cara berpikir kritis :
- “Kita hanya melihat apa yang kita inginkan”
Kita cenderung mencari dan menafsirkan informasi yang mendukung asumsi yang sudah kita miliki sebelumnya. Sehingga, kita jadi cenderung mengabaikan bukti-bukti sebaliknya dan hal ini menjadi amat menghambat pola pikir maju yang seharusnya kita miliki.
- “Kita cenderung mengikuti pendapat kelompok”
Sebagai seorang pemimpin, untuk mendengarkan pendapat anggotanya tentu saja itu adalah suatu hal yang baik. Namun mendengarkan anggota secara terbuka bukan berarti pemimpin mengambil semua pendapat anggotanya tanpa disaring dan terkesan pemimpin yang diatur oleh karyawannya atau biasa disebut group mentality.
Group mentality mengasumsikan suatu hal benar karena banyak orang lainnya yang menyatakan bahwa itu benar
- Hal yang ketiga yang perlu kita hindari adalah “kita sulit menerima hal yang berbeda dari kita”. Secara tidak sadar, kita cenderung lebih menyukai orang yang memiliki kesamaan dengan kita.
Nah itu dia langkah-langkah membangun pola berpikir kritis untuk membantu kita dalam menentukan keputusan yang tepat. Jadi gimana, semakin yakin bukan bahwa memiliki pola berpikir kritis akan membantu kita dalam banyaknya aktivitas dalam menjadi peran seorang leader terutama dalam menentukan sebuah keputusan yang tepat.