Gaya Kepemimpinan Laissez Faire Vs Micro Management

Pernahkah Anda mengalami hal seperti ini, Atasan Anda baru saja memberi Anda proyek besar. Anda bersemangat untuk memulai proyek tersebut, tetapi atasan Anda justru meninggalkan Anda dan tidak memberikan arahan tentang bagaimana cara untuk megerjakannya. Pemimpin Anda menentukan tenggat waktu dan target hasilnya, namun Ia justru menninggalkan Anda untuk menemukan jalan Anda sendiri selama proses berlangsung.

Berbeda dengan pengalaman lainnya, dimana Atasan Anda sebelumnya memberikan pekerjaan dan melibatkan diri dalam proses pekerjaan tersebut bahkan mempertanyakan bagaimana keputusan Anda dan menawarkan nasihat bermanfaat di setiap kesempatan.

Kedua pengalaman di atas menggambarkan 2 hal yang berlawanan dari gaya manajemen.

Pemimpin pertama memiliki gaya manajemen “Laissez Faire”, sedangkan yang kedua adalah pemimpin dengan gaya “Micro Management” atau dikenal juga sebagai manajemen “Very Hands on

Dalam artikel ini kita akan melihat setiap gaya manajemen, dan melihat bagaimana menemukan gaya terbaik untuk setiap orang dan situasi. Lalu apa itu manajemen Laissez faire dan manajemen Micro management ?

Manajemen Laisse Faire

Istilah “Laisse Faire” tersebut berasal dari bahasa prancis yang berarti “biarkan saja” dan ini menjadi deskripsi yang sangat cocok untuk gaya manajemen ini.

Manajer laissez faire adalah master delegasi. dimana para pemimpin menyerahkan kepada timnya untuk menemukan jalan mereka melalui tugas dalam proyek dan memberikan jumlah pengawasan yang sedikit. Dengan menggunakan gaya manajemen Laisse faire ini, karyawan akan lebih sering memiliki banyak kekuatan untuk membuat keputusan, dan negatifnya dari gaya manajemen ini ialah seorang manajer atau pemimpin dalam suatu projek tersebut dapat benar-benar tidak terlibat dalam projek tersebut.

Micro Management

Dalam gaya manajemen mikro, pemimpin cenderung menolak adanya pendelegasian. Ketika mereka mendelegasikan, mereka menghabiskan banyak waktu untuk memeriksa tim mereka. Pemimpin dengan gaya Mikro fokus pada setiap detail kecil dan sering kali mencegah anggota tim mereka untuk membuat keputusan jika mereka tidak ada.

Jelas ini bisa membuat frustasi dan mengecewakan anggoota tim, memperlambat kerja, dan membatasi kreativitas yang dapat ditunjukkan orang. Sisi positifnya, gaya ini membantu memastikan bahwa pekerjaan dilakukan secara akurat dan tepat waktu.

Jadi, bagaimana Anda menemukan keseimbangan yang tepat antara manajemen laissez faire dan manajemen mikro ?

Perlu di tunjukkan bahwa seorang pemimpin jarang mengambil salah satu dari gaya manajemen ini secara ekstrem atau kaku pada satu gaya tersebut. Namun, sulit juga untuk pemimpin mengetahui kapan harus memberikan lebih banyak kebebasan dan kapan harus memberikan lebih banyak pengawasan. Maka dari itu perlunya pemimpin untuk mengetahui sejumlah faktor yang menjadi pertimbangan saat memikirkan hal ini yaitu; kenali tim Anda dan memahami situasi Anda.

Yuk simak lebih jelasnya dibawah ini !

  1. Kenali Tim Anda

Faktor pertama yaitu Anda dapat terlebih dahulu untuk mengenali tim Anda. Orang-orang yang Anda pimpin banyak berhubungan dengan gaya manajemen yang perlu Anda adopsi. Misalnya, bayangkan Anda memimpin tim yang penuh dengan kolega senior yang memiliki rekam jejak yang terbukti. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan, dan mereka telah bekerja bersama berkali-kali di masa lalu. Mungkin yang lebih tepat untuk Anda lakukan ialah gaya kepemimpinan laissez faire, dimana Anda massih perlu berada di sana untuk mengarahkan grup, tetapi Anda tidak melakukan pengawasan terus menerus kepada mereka karena Anda memahami sudut pandang mereka berdasarkan jejak rekam karir mereka. Berbeda dengan pendekatan laissez faire, pendekatan manajemen mikro justru akan membahayakan pada kondisi ini jika di paksa untuk di terapkan.

Di sisi lain, bayangkan Anda memimpin tim rekan kerja yang tidak berpengalaman. Mereka tidak yakin dengan alur kerja atau apa yang di harapkan perusahaan dari mereka.  maka dari itu situasi ini akan membutuhkan banyak arahan manajemen di pihak Anda.

Dari ilustrasi di atas kita dapat simpulkan bahwa seorang pemimpin perlu memahami orang-orang yang Anda pimpin adalah menjadi langkah pertama dalam menemukan keseimbangan antara lebih sedikit manajemen dan lebih banyak manajemen. Terlebih lagi, Anda mungkin perlu menggunakan pendekatan yang berbeda dengan anggota tim Anda yang berbeda. Misalnya, Anda harus mengelola karyawan lulusan baru dengan cara yang berbeda dari rekan yang berpengalaman.

Saat memikirkan individu dalam tim Anda, Anda dapat menggunakan panduan ini untuk memutuskan gaya mana yang akan Anda condongkan.

Pendekatan laissez faire kemungkinan akan menjadi yang terbaik dengan:

  • Pekerja senior, berpengalaman, dan berpendidikan tinggi.
  • Tim dengan dorongan, ketegasan, dan kepercayaan diri.
  • Grup kreatif.

Pendekatan manajemen mikro / hands-on kemungkinan akan bekerja paling baik dengan:

  • Pekerja muda yang tidak berpengalaman.
  • Pekerja yang secara konsisten melewatkan tenggat waktu jika dibiarkan sendiri.
  • Departemen di mana konflik adalah masalah.
  • Tim yang mengandalkan keputusan cepat.
  1. Memahami Situasi Anda

Selanjutnya faktor yang mampu membantu Anda dalam menentukan gaya kepemimpinan Anda adalah faktor memahami situasi. Dengan mampu memahami situasi, akan ada sejumlah faktor yang berperan dan mendorong Anda untuk memilih gaya manajemen yang Anda perlukan.

Misalnya, ada beberapa pekerjaan atau proyek di mana tidak ada ruang untuk kesalahan. Pikirkan tentang konstruksi pesawat, keselamatan tim yang membangun gedung pencakar langit yang tinggi, atau persiapan dokumen untuk kesepakatan akuisisi jutaan dolar. Pendekatan langsung sering diperlukan untuk situasi seperti ini, dan kemungkinan besar akan diterima oleh anggota tim Anda, yang seharusnya memahami mengapa Anda begitu terlibat.

Berbeda halnya, bayangkan Anda bertanggung jawab atas departemen yang bergantung pada pemikiran bebas dan kreativitas untuk mencapai tujuan. Dalam situasi ini, pendekatan yang lebih laissez faire cenderung bekerja dengan baik, karena anggota tim Anda tidak dapat mengambil risiko kreatif dengan Anda melayang di atas bahu mereka.

Saat memikirkan situasi yang Anda hadapi, Anda dapat menggunakan panduan ini untuk menemukan keseimbangan yang tepat:

Pendekatan laissez faire kemungkinan akan menjadi yang terbaik ketika:

  1. Anda memimpin departemen kreatif.
  2. Anda seorang pemimpin baru dan Anda perlu membangun hubungan baik dengan tim Anda.
  3. Departemen atau proyek Anda memiliki tenggat waktu yang fleksibel dan tujuan yang ditentukan sendiri.
  4. Orang-orang Anda telah membuktikan diri untuk memberikan dengan andal, dan tepat waktu.

Pendekatan mikro manajemen / hands-on kemungkinan akan menjadi yang terbaik ketika:

  1. Proyek atau tugas membutuhkan instruksi yang sangat spesifik yang mungkin dengan mudah membingungkan tim Anda.
  2. Situasinya adalah situasi di mana tidak ada ruang untuk kesalahan.
  3. Kesalahan oleh tim Anda akan merugikan perusahaan, atau membahayakan keselamatan orang.
  4. Anda bertanggung jawab atas produk atau tugas yang memberikan hasil berkualitas tinggi atau memenuhi tenggat waktu yang ketat adalah prioritas tertinggi.
  5. Menganalisis keinginan vs kebutuhan
  6. Di tengah tindakan penyeimbangan ini, Anda juga perlu melihat keinginan dan kebutuhan individu.

Nah Leaders, setelah Anda memahami seluruh pengertian dari perbandingan kepemimpinan laissez faire dan mikro manajemen, ada beberapa tips yang dapat Anda gunakan untuk mampu menerapkan 2 gaya kepemimpinan di antaranya dengan efektif.

Mengadopsi pendekatan yang lebih laissez faire dengan tim Anda tidak berarti bahwa mereka melakukan semua pekerjaan, tentu saja. Anda masih perlu memantau kemajuan mereka, dan pastikan Anda tersedia untuk mereka jika mereka memiliki pertanyaan. Jika Anda melangkah terlalu jauh ke belakang, ada kemungkinan besar tim Anda akan merasa tersesat.

Sedangkan saat bekerja dengan gaya manajemen mikro, mudah untuk dianggap dingin dan impersonal. Namun, Anda dapat menunjukkan kepada tim Anda bahwa Anda mudah didekati dengan berbagi cerita saat menetapkan peran, memuji pekerjaan yang dilakukan dengan baik, atau memberikan tip kepada tim Anda dari beberapa pengalaman masa lalu Anda.

Setiap pemimpin memiliki “zona nyaman” mereka sendiri. Anda mungkin menemukan diri Anda secara alami tertarik pada gaya yang lebih laissez faire, dan sangat tidak nyaman dengan pemikiran tentang manajemen langsung. Tetapi condong ke gaya yang berbeda dalam situasi yang berbeda adalah tanda seorang pemimpin yang baik. Anda memberi anggota tim Anda apa yang mereka butuhkan, bukan apa yang ingin Anda berikan.

Keep learning, Keep Trying !

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *