Saat ini kita hidup di era dimana bisnis mengalami perubahan sedemikian cepatnya. Persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya makin ketat yang ditandai dengan bermunculannya model bisnis baru. Perubahan dan peluang model bisnis yang baru ini didorong dengan perkembangan penggunaan internet. Dimana peluang ini juga disadari oleh para pelaku bisnis untuk memanfaatkan internet dalam proses berbisnis. Terus berkembangnya bisnis ini memunculkan konsekuensi karyawan didalamnya untuk juga terus juga mengembangkan diri. Riset yang dilakukan oleh World Economic Forum di tahun 2020 menyampaikan skill yang dibutuhkan oleh industri saat ini adalah skill yang berkaitan dengan bagaimana menyelesaikan masalah yang kompleks, berpikir kritis, berpikir kreatif dan skill lainnya yang berkaitan dengan pola pikir dan digitalisasi.
Pertanyaannya kemudian adalah, siapakah yang perlu mengembangkan setiap karyawan di perusahaan? Divisi training kah? Bisa iya dan bisa tidak. Mengapa demikian? Karena seharusnya tanggungjawab pengembangan karyawan tidak diserahkan pada satu divisi khusus di perusahaan. Pengembangan karyawan adalah tanggungjawab setiap leader atau pemimpin yang mengelola kinerja setiap karyawan tersebut. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Simon Sinek di bukunya yang berjudul Leader Eat Last. Di buku ini Simon menyampaikan bahwa menjadi pemimpin adalah tentang merawat manusia. Para pemimpin tidak bertanggung jawab atas angka target perusahaan, tapi para pemimpin bertanggung jawab atas tim-nya dan pada akhirnya, tim-nya yang akan mencapai angka target tersebut. Simon mengatakan, para pemimpin organisasi besar tidak memandang karyawan sebagai komoditas untuk menghasilkan uang, tetapi mereka melihat uang sebagai komoditas untuk membantu mengembangkan karyawan mereka. Ketika kamu dapat mengutamakan karyawan duluan, sebagai imbalannya, karyawan akan memberikan segala yang mereka miliki untuk membantu perusahaan tumbuh.
Maka, tantangan terbesarnya kemudian adalah pada para leader di perusahaan, apakah sudah siap merawat dan mengembangkan timnya?
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan tim adalah dengan menggunakan metode coaching. Mengapa program coaching karyawan sangat penting?
- Program Coaching tim Meningkatkan Ketrampilan
Program coaching karyawan bisa mendongkrak ketrampilan para pekerja secara signifikan. Hal ini karena proses coaching akan memampukan setiap pemimpin memonitor dan mengelola serta membantu timnya lebih intensif sehingga setiap anggota timnya lebih berdaya dalam menjalankan pekerjaannya
- Mencetak tim yang Profesional
Karyawan yang dikembangkan dengan baik sehingga memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan posisinya, dapat bekerja secara efektif. Terutama bila setelah pelatihan mereka mendapatkan arahan dan ruang pengembangan yang cukup untuk mereka mempraktikkan hasil pelatihannya di pekerjaan masing-masing
- Optimalisasi Fungsi Manajer
Proses coaching membuat setiap anggota tim lebih berdaya. Mereka jadi mengetahui apa yang perlu dilakukan dan lebih kreatif dalam mengatasi setiap tantangan atau hambatan didepannya. Ketika anggota tim kita kreatif dan memiliki kompetensi yang mumpuni, mereka akan mampu bekerja secara mandiri. Ini akan membuat peran manajer akan lebih efektif karena ia tidak perlu turun langsung membantu menyelesaikan pekerjaan tim yang ia Kelola.
Maka, beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh leader untuk mulai menjalankan program coaching adalah :
- Tentukan dulu output dari sesi coaching yang akan dijalankan? Apa tujuan dari sesi coaching nanti? Mengembangkan karyawan atau pengelolaan performa kerja di kantor?
- Tentukan berapa kali program coaching akan dijalankan selama sebulan?
- Pilih metode coaching yang akan digunakan
- Buat pengukuran keberhasilan sesi coaching kita nantinya. Apakah Ketika karyawan mendapatkan skill atau kompetensi baru atau Ketika karyawan bisa mencapai target tertentu di perusahaan