Hi leaders, biasanya ketidaksepakatan dengan anggota tim atau kolega bisa menyebabkan konflik dan kemarahan, atau belum lagi anggota Anda seringkali menunjukan perilaku buruk seperti ketidakjujuran dalam bekerja, tugas yang tidak kunjung selesai sesuai time line dan lain halnya yang menyebabkan kejengkelan hingga akhirnya Anda tersulut emosi dan ingin marah rasanya.
Kemarahan dalam bekerja itu hal yang wajar leaders, tapi jika sering marah, produktivitas dan kesehatan mental Anda akan terganggu.
Sebagai seorang pemimpin, penting untuk Anda dapat mengelola emosi dan amarah dengan baik, karena ini dapat mempengaruhi kinerja tim dan citra kepemimpinan Anda. . Tapi nih leaders, sebelum kita membahas bagaimana cara kita untuk mengelola amarah, pentingnya kita mengetahui terlebih dahulu apa saja faktor-faktor yang menyebabkan mudah marah ?
Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan seseorang mudah marah di dalam lingkungan kerja, namun ada satu faktor yang menjadi dasar mengapa seseorang terutama para leaders mudah marah . Apakah faktor tersebut ?
Faktor tersebut bukan dikarenakan rendahnya kompetensi pegawai melainkan adalah “Ekspektasi”. Ekspektasi adalah ketidaksesuaian antara harapan Anda dengan hassil yang diberikan. Misalnya, Anda sebagai pemimpin memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap kemampuan anggota tim Anda untuk mencapai tujuan tertentu, namun ketika mereka tidak berhasil mencapainya, mereka akan merasa kecewa dan rasa amarah pun muncul.
Sebenarnya, amarah yang muncul berlangsung hanya 90 detik. Sebagaimana Jill Bolte Taylor, seorang ilmuwan saraf Amerika Serikat. Teori ini menyatakan bahwa ketika seseorang merasakan amarah, reaksi biologis dalam tubuh hanya bertahan selama sekitar 90 detik sebelum mereda.
Sehingga sisanya adalah bagaimana cara Anda merespon rasa kekecewaan atau amarah tersebut. Dan jika Anda tetap merasa marah setelah 90 detik, itu disebabkan oleh pikiran Anda yang terus-menerus mengulang-ulang pengalaman yang membuat Anda semakin marah.
Itu sebabnya, penting bagi Anda untuk dapat mengelola amarah Anda selama 90 detik tersebut.
Lalu bagaimana cara mengelola amarah kita ?
Berikut beberapa cara menurut Jill Bolte Taylor, ada beberapa cara untuk mengelola amarah, yaitu:
- Sadarilah tubuh dan pikiran Anda: Ketika Anda merasakan amarah, sadari dan terima perasaan tersebut tanpa menilai atau menekan. Alihkan perhatian ke pernapasan Anda, dan coba tenangkan diri dengan bermeditasi atau melakukan teknik relaksasi.
- Berjalan-jalan: Jika Anda merasa sangat marah, berjalanlah selama 90 detik untuk memberi waktu pada reaksi biologis dalam tubuh untuk mereda. Berjalan juga dapat membantu menenangkan pikiran dan memberikan waktu untuk merenungkan situasi yang memicu kemarahan.
- Berbicaralah dengan diri sendiri dengan bijak: Cobalah untuk memperkuat dan mengingatkan diri sendiri tentang nilai-nilai yang penting bagi Anda, seperti ketulusan, keadilan, dan kasih sayang. Ini dapat membantu Anda mengalihkan perhatian dari amarah Anda dan membantu Anda berpikir dengan lebih jernih.
- Luangkan waktu untuk refleksi: Setelah kemarahan mereda, luangkan waktu untuk merefleksikan situasi tersebut dan mencari tahu apa yang membuat Anda marah. Tinjau kembali tanggapan Anda, dan cari tahu bagaimana Anda dapat menangani situasi tersebut dengan lebih baik di masa depan.
- Berkomunikasilah dengan jujur: Jika Anda perlu berbicara dengan orang lain tentang situasi yang memicu kemarahan Anda, lakukanlah dengan jujur dan terbuka. Cobalah untuk mempertahankan kontrol atas emosi Anda dan fokus pada solusi daripada menyalahkan orang lain.
Penting untuk diingat bahwa mengelola amarah adalah proses yang memerlukan latihan dan kesabaran. Dengan mengembangkan keterampilan pengaturan emosi, Anda dapat belajar mengidentifikasi penyebab kemarahan Anda dan mengekspresikannya secara sehat dan konstruktif.
Selamat bertumbuh !